Waspadai Penyakit Musim Pancaroba dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat

Perubahan cuaca memang telah menjadi siklus rutin. Namun, ternyata perubahan itu dapat jadi persoalan sangat serius. Pasalnya musim pancaroba dapat memicu serangan berbagai penyakit. Udara yang semula panas tiba-tiba berubah lebih dingin. Hari yang biasanya benderang dengan sinar matahari berubah menjadi sering mendung. Bumi pun diguyur hujan hampir setiap hari. Ternyata perubahan itu bukan persoalan yang mudah dilalui. Bagi tubuh manusia, perubahan itu menjadi persoalan yang perlu diwaspadai. Karena, musim pancaroba tersebut sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan tubuh manusia. Perubahan musim bisa menjadi pintu masuknya serangan berbagai penyakit. Terkait dengan perubahan cuaca itu terdapat tiga faktor yang perlu mendapat perhatian. Pertama, perubahan cuaca, biasanya dapat memicu penyebaran kuman dan bakteri. Kedua, lingkungan yang tidak kondusif dapat membuat kondisi tubuh rentan terserang penyakit. Ketiga, kondisi daya tahan tubuh menurun, maka perubahan cuaca menjadi awal yang buruk. Salah satu proses yang berperan adalah keadaan di musim pancaroba yang
sering menyebabkan terjadinya hujan latau tidak merata, sementara bagian lain tetap beriklim panas dan dipenuhi debu. Tidak meratanya angin dikawasan hujan tersebut akan mudah menerbangkan debu dan berbagai kotoran yang masih tersisa di kawasan kering dibanding pada musim kemarau. Wajar pula kalau yang lebih rentan terserang penyakit adalah anak-anak dan lansia karena sistem pertahanan tubuh yang tak sebaik orang dewasa, begitu pula dengan kekebalan yang belum terbentuk sepenuhnya terhadap banyak jenis kuman pada usia dini.
Hujan lebat diiringi banjir kerap membuat lingkungan tidak sehat. Sampah-sampah biasanya berserakan di mana-mana. Bau tumpukan sampah mengundang lalat dan kecoa berdatangan. Dua serangga itu dikenal sebagai vektor atau pembawa bakteri E coli, salmonela, dan shigela. Ketika serangga itu hinggap di makanan, makanan itu pun terkontaminasi.Lingkungan buruk dan tidak sehat telah pula menyebabkan sumber air bersih tercemar. Air bersih yang layak dikonsumsi menjadi sulit didapatkan. Bila makanan yang tercemar penyakit dan air tak layak minum itu dikonsumsi, penyakit pencernaan, seperti diare akan datang menghampiri. Penyebaran bakteri dan kuman meningkat seiring dengan lingkungan yang kotor. Oleh karena itu, berhati-hatilah memilih makanan agar terhindar dari diare. Pastikan mengonsumsi makanan yang bersih di tempat yang bebas dari lalat dan kecoa.
Mengingat betapa berbahayanya penyakit-penyakit yang menjangkiti dimusim hujan, berikut ini adalah beberapa tips yang mudah dijalankan untuk menghindarinya. :
Demam Berdarah
Sebagaimana biasa saat hujan tiba, genangan air banyak ditemukan di mana-mana. Genangan air tersebut tak boleh diabaikan. Pasalnya genangan itu menjadi tempat subur bagi kehidupan jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti yang menularkan demam berdarah dengue (DBD). Waspadalah terhadap peningkatan kasus DBD dengan memerhatikan kaleng-kaleng yang berserakan di sekitar rumah, juga air di kulkas, dispenser, tempat tampungan air, tempat AC, dan talang-talang air. Yang lainnya yang perlu diwaspadai adalah, ternyata DBD telah mengalami perubahan gejala klinis. Bila mengalami demam sehari yang diikuti lemahnya kondisi tubuh, bisa jadi bahwa itu merupakan gejala DBD. Tetapi, gejala DBD tidak harus ditandai dengan demam tinggi selama tiga hari terus-menerus. Pada prinsipnya, kalau demam tinggi dan dengan obat warung tidak teratasi selama 1-2 hari segeralah orang itu diperiksakan ke dokter. Untuk mencegah demam berdarah (DBD), rajin-rajinlah membersihkan selokan, bak-bak air tadah hujan dan menyiangi kebun untuk menghindari nyamuk berkembang biak. Usir nyamuk dengan obat nyamuk sebelum tidur, atau bisa juga dengan menggunakan obat nyamuk gosok.Juga usahakanlah minum banyak air. Air berfungsi mengangkat racun-racun yang ada dalam tubuh. Orang dewasa membutuhkan delapan gelas air dalam sehari, sehingga usahakan untuk banyak minum air putih untuk mengangkat racun-racun di dalam tubuh.

Waspada Diare
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare ada­lah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sementara UNICEF (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan anak) memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena Diare. Di Indonesia, setiap tahun 100.000 balita meninggal karena Diare. Diare biasanya muncul pada saat hujan turun setiap hari, ketika selokan-selokan yang tersumbat meluap dan membawa parasit cacing serta amoeba. Untuk mencegah diare, biasakan pula menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dan kaki setelah bepergian. Kenakan alas kaki untuk mencegah penyebaran kotoran atau parasit masuk lewat kulit. Diare mudah dicegah antara lain dengan cara, mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting, sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan si­nar matahari atau proses klorinasi. Pengelolaan sampah yang baik juga harus dilakukan su­paya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain). Dan terakhir membuang air besar dan air kecil pada tempat­nya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik.

Lepstopirosis
Selain DBD, perlu diwaspadai lepstopirosis kuman dari kencing tikus. Kuman dari kencing tikus cukup berbahaya karena penularannya sangat mudah yakni melalui kulit yang luka, genangan air bercampur dengan kencing tikus juga bisa menularkan jika terdapat luka di kaki. Terlebih di musim banjir seperti saat ini, penu­laran penyakit ini bisa sangat cepat merambah. Pencegahan leptospirosis sebenarnya cukup mudah asal kita tetap menerapkan pola hidup bersih dan sebat (PHBS). Usaha-usaha yang dapat dianjurkan antara lain mencuci kaki, tangan serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah, Pembersihan tempat-tempat air dan kolam-kolam renang sangat membantu dalam usaha mencegah penyakit leptospirosis. Selain itu bagi pekerja yang dalam pekerjaan­nya mempunyai resiko yang tinggi terhadap Leptospirosis dengan penggunaan sepatu bot dan sarung tangan sebgai perlindungan. Vak­sinasi terhadap hewan-hewan peliharaan dan hewan ternak dengan vaskin strain local serta mengisolasi hewan-hewan sakit guna me­lindungi masyarakat, rumah-rumah penduduk serta daerah-daerah wisata dari urine hewan-hewan tersebut
Dan yang Terpenting…
Penyakit yang tampaknya terkesan sepele ini sama sekali tak boleh dibiarkan karena memiliki pengaruh besar terhadap malnutrisi dan yang lebih parah, kematian bila asupan cairan tubuh tidak terganti sebagaimana mestinya, dan kekurangan cairan yang dikenal dengan istilah dehidrasi ini sama bahayanya bagi semua golongan umur baik anak-anak maupun dewasa. Tindakan-Tindakan Pencegahan dan Penanganan satu-satunya tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga tubuh agar tidak terserang penyakit. Karena faktor cuaca dan perubahan musim merupakan hal yang tak bisa dihindari. Dan hal ini agaknya masih belum tergolong merata penyebaran pengetahuannya bagi banyak lapisan masyarakat kita. Selain itu jangan pernah lupa untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan daya tahan tubuh dengan memperhatikan asupan nutrisi yang mencukupi, agar penyakit tak lagi bisa menyerang pertahanan tubuh kita dengan mudah.

( Sumber : Info Askes Februari 2009 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar